Kamis, 26 Januari 2012

Menjaga Keamanan Bali dari Sisi Budaya


Dulu pada saat menyambut hari raya Galungan di hari senin sudah beramai ramai umat hindu menyiapkan sarana penjor seperti bambu, janur, roon, dan perlengkapan lainnya yang akan dipasang keesokan harinya , tetapi yang sekarang menjadi trend adalah bermunculan penjor-penjor “palsu”, mengapa saya katakan palsu? Karena memang terbuat dari gabus,kertas yang di cat, bahkah batang bambunya ada yang dari besi.Hiasan-hiasan yang biasanya dari janur dan roon ataupun ambu, sekarang tergantikan oleh gabus dan plastik yang bisa bongkar pasang,bisa dipakai lagi di galungan yang akan datang. Tali bambu untuk pengikat dan semat untuk menyatukan hiasan janur yang satu dengan yang lain sekarang sudah tergantikan oleh tali pastik dan steples.
Memang kalau dilihat dari karya seninya memang seni dan indah sekali, tetapi kesan alaminya sudah mulai pudar…karena bahan2nya palsu semua.Kalau boleh saya ibaratkan bagai seorang perempuan, banyak polesan,  kosmetik dan aksesorisnyanya yang amat menor.Kalau seperti ini lama kelamaan di masa yang akan datang bukan tidak mungkin tidak ada lagi penjor-penjor asli yang dari janur dan semua perlengkapannya yang asli dan alami dapat kita temui.Tidak ada lagi kita lihat gotong royong krama yang saling bantu membantu menyelesaikan penjornya, bila ada krama lain yang belum selesai. Sungguh kebersamaan yang sangat indah itu akan hilang begitu saja.Belum lagi semat yang tergantikan oleh steples,kemana pengrajin semat akan membawa sematnya bila semua krama mulai beralih ke steples??
Bagi krama Bali sekalian…akankah kita biarkan budaya kita yang begitu unik, kebersamaan yang begitu indah akan hilang begitu saja ditelan waktu dan kemajuan jaman???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar